Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RPP ETIKA PROFESI KD 8 - SEMESTER 2

RPP ETIKA PROFESI KD 8 - SEMESTER 2



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP
)

Nama Sekolah           : SMK HKTI 1 PURWAREJA KLAMPOK
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran           : Etika Profesi
Kelas / Semester        : X/2
Pertemuan Ke-           : 1 sampai 4 (4 kali pertemuan)
Alokasi Waktu            : 8 x 45 Menit

 A.     Kompetensi Inti :

1.  Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja etika profesi pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

4.   Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja etika profesi Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B.      Kompetensi Dasar

1.1 Mensyukuri  karunia Tuhan Yang Maha Esa, atas pemberian amanah untuk mengelola administrasi keuangan entitas.

1.2 Mengamalkan ajaran agama dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan informasi keuangan yang mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.

2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami pengetahuan dasar tentang etika profesi dalam bidang keuangan dan akuntansi.

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, responsif dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial sesuai dengan prinsip etika profesi bidang keuangan dan akuntansi

2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok serta mempunyai kepedulian yang tinggi dalam menjaga keselarasan lingkungan sosial, lingkungan kerja dan alam.

3.8  Menerapkan komunikasi bisnis

4.8  Melakukan komunikasi bisnis

C.     Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, model pembelajaran Ekspositori, peserta didik dapat:

1.     Mendeskripsikan ruang lingkup komunikasi bisnis dengan tepat

2.     Menjelaskan jenis-jenis komunikasi bisnis dengan tepat

3.     Memahami cara komunikasi bisnis yang baik dengan tepat

4.     Membangun komunikasi yang baik dengan tepat

5.     Mengaplikasikan komunikasi yang baik dengan tepat

D.     Materi Pembelajaran :

       Komunikasi Bisnis Menurut Para Ahli

Menurut Dwyer (2003) komunikasi adalah semua bentuk perilaku, baik verbal maupun nonverbal, yang dilakukan ataupun diperlihatkan satu sama lain. Pengetahuan, perasaan, atau pikiran-pikiran diberi kode dan dikirim dari sedikitnya satu orang dan diterima dan dikodekan kembali oleh sedikitnya satu orang. Arti akan diberikan pada pesan tersebut saat penerima pesan menginterpretasikan pesan itu. Suatu hubungan terbentuk pada saat orang berkomunikasi.

Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2003) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal.

Komunikasi di tempat kerja atau di organisasi bisnis dapat terjadi karena beberapa alasan, baik langsung maupun tidak langsung. Utamanya, komunikasi terjadi karena adanya kebutuhan untuk menyampaikan satu informasi antara orang-orang yang bekerja pada satu organisasi yang sama, dan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Pada tempat kerja, kemampuan seseorang dalam berkomunikasi menunjukkan kualitas dan luasnya keterampilan berkomunikasinya.

Komunikasi - tulisan, lisan atau bahkan nonverbal – juga digunakan oleh para manajer dalam mengevaluasi kinerja, mengarahkan ataupun memberikan instruksi kepada para staf dan memotivasi mereka. Orang-orang yang bekerja sebagai bagian dari satu tim atau departemen dengan keterampilan komunikasi yang baik sebagaimana pimpinannya umumnya memiliki rasa percaya diri dan lebih berkompeten oleh karena mengerti apa yang mereka lakukan dan apa yang diharapkan dari mereka.  Orang-orang seperti ini akan mampu untuk bekerja sama secara lebih terarah, lebih supportif, serta lebih fleksibel.

Menurut Purwanto (2006:4), pengertian komunikasi bisnis yaitu komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal ataupun komunikasi non verbal untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya komunikasi bisnis ini dibagi dalam dua hal yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi bisnis kepada pihak lain dengan menggunakan media tulis ataupun lisan. Jenis komunikasi ini memiliki struktur terartur dan terorganisir dengan baik. Sehingga pesan-pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik.

Contoh penggunaan komunikasi verbal dalam dunia bisnis seperti penyampaian pesan melalui surat, teknologi komunikasi modern,memo, rapat pimpinan, wawancara kerja, briefing kepada karyawan, dan presentasi, dan lain-lain.

Demikianlah beberapa pengertian komunikasi bisnis menurut para ahli yang. Dari paparan para ahli diatas kita bisa membuat definisi sendiri tentang pengertian komunikasi bisnis yang lebih sederhana agar lebih mudah kita pahami, tapi harus tetap berpegang pada paparan para ahli tersebut. Kamu juga bisa mengambil beberapa referensi tentang komunikasi dalam bisnis dari berbagai sumber untuk menambah wawasan.

Komunikasi Nonverbal

Menurut teori Antropologi, sebelum manusia berkomunikasi dengan kata-kata, mereka telah menggunakan komunikasi non verbal dalam gerakan-gerakan tubuh. Bahasa tubuh digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain.

Beberapa contoh komunikasi non verbal seperti: sifat seseorang yang secara spontan berubah dengan mengerutkan dahi, raut wajah yang berubah, atau mata yang berkedip-kedip secara tidak kamu sengaja. Contoh lainya dari komunikasi non verbal adalah ketika kamu mendapat berita yang gembira, bagaimana reaksi kamu mendengar berita itu? Senang bercampur haru atau mungkin senang dan bahagia.

Menurut Katz (1994:4), Komunikasi Bisnis didefinisikan sebagai adanya pertukaran ide, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersil. Komunikasi bisnis bisa diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam dunia bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis tersebut.

Menurut Rosenbaltt (1982:7), pengertian komunikasi bisnis menurut beliau ini dikemukakan dalam sebuah pernyataan komunikasi bisnis merupakan pertukaran ide, opini, informasi, instruksi dan sejenisnya, yang disajikan secara personal ataupun nonpersonal melalui simbol atau tanda untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Persing (1981:108), Komunikasi bisnis menurut Persing didefinisikan sebagai proses penyampaian arti dari lambang atau kode-kode yang meliputi keseluruhan unsur yang ada hubungannya dengan proses penyampaian dan penerimaan pesan, baik itu berbentuk verbal ataupun berbentuk non verbal yang dilakukan di dalam organisasi yang membayar orang secara bersama-sama untuk memproduksi dan memasarkan barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan.

Menurut Curtis (1992:6), Komunikasi bisnis menurut Curtis adalah komunikasi dalam organisasi bisnis yang di tunjukan untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Menurutnya semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu bisnis, maka dia semakin bergantung pada keahlian orang lain dalam membuat suatu keputusan dan memecahkan masalah untuk suatu keberhasilan.

Komunikasi verbal

merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik.

Komunikasi verbal adalah penyampaian pesan/informasi dengan kata-kata yang diucapkan atau tertulis,

angka, gambar, simbol, atau diagram.

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Berikut ini adalah berbagai contoh komunikasi verbal di dunia bisnis.

(1)   Komunikasi yang dilakukan oleh operator telepon.

(2)   Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain.

(3)    Membuat dan mengirim surat pemesanan barang.

(4)    Membuat surat kuasa

(5)    Berdiskusi dalam rapat.

(6)    Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja di suatu perusahaan

(7)    Melakukan negosiasi dengan pemasok.

(8)    Menangani keluhan pelanggan.

(9)    Mempromosikan produk.

(10)  Mempresentasikan proposal suatu proyek.

Dalam berkomunikasi di dunia bisnis, seseorang bisa saja menyampaikan pesan-pesannya tidak melalui tulisan atau lisan (secara nonverbal). Namun ekspresi secara nonverbal memiliki keterbatasan dalam mengomunikasikan pesan kepada pihak lain. Melalui komunikasi lisan atau tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Dengan menyampaikan pesan secara lisan atau tertulis diharapkan seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang disampaikan pihak lain dengan baik dan benar.

Efektifitas komunikasi bisnis sangat dipengaruhi oleh keterampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Untuk menyampaikan pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan tulisan dan lisan. Sedangkan untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan. Di bawah ini adalah gambar yang menunjukkan persentase waktu yang dihabiskan pelaku bisnis untuk berkomunikasi secara verbal.

Sumber: Bovee dan Thill (1998:5), diadaptasi

Dalam komunikasi bisnis, persentase waktu terbanyak digunakan untuk mendengarkan, disusul oleh waktu untuk berbicara, membaca, dan menulis.

(1)  Berbicara dan Menulis

Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis, orang lebih banyak melakukannya dengan berbicara daripada menulis. Komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis dan cepat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis, serta dapat memperoleh respon yang segera. Namun demikian bukan berarti bahwa komunikasi tertulis tidak penting. Hal ini disebabkan tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan, dan komunikasi tertulis lebih mudah didokumentasikan.

Pesan yang kompleks, penting, dan perlu didokumentasikan, lebih tepat disampaikan dengan menggunakan tulisan. Oleh karena itu, buku ajar ini juga akan lebih menekankan pada komunikasi tertulis. Bentuk-bentuk komunikasi tertulis di dunia bisnis misalnya berbagai surat bisnis, memo, dan laporan.

(2) Mendengar dan Membaca                

orang-orang di dunia bisnis banyak menghabiskan waktunya untuk mendengar dan membaca. Pada dasarnya, komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang bersifat dua arah. Untuk itu diperlukan keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara yang baik. Mengenai keterampilan membaca dan mendengar, sudah banyak dijelaskan dalam Komunikasi Bisnis I.

Baik mendengar maupun membaca membutuhkan pendekatan yang sama. Langkah pertama adalah menyimak, memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung, atau pada bahan yang sedang dibaca. Setelah dapat menangkap inti pembicaraan atau bacaan, selanjutnya adalah menafsirkan dan menilai informasi. Seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang penting dan mana yang tidak penting. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok (main idea) dan ide pendukung (supporting idea). Untuk dapat menyerap dan memahami informasi dengan baik, dibutuhkan konsentrasi pada apa yang sedang dibaca atau didengar.

Pembahasan dalam buku ajar ini menekankan pada bentuk komunikasi tulisan, serta komunikasi yang mengombinasikan bentuk-bentuk komunikasi dasar seperti wawancara, negosiasi dan pelayanan pelanggan (customer service).

Menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).

Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan/informasi yang tidak menggunakan kata-kata yang diucapkan atau tertulis, angka, gambar, simbol, atau diagram.

Menurut Bovee dan Thill (2006:8), proses komunikasi terdiri dari 6 (enam) tahap, yaitu:

1)  Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan (sender) harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau receiver. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber. Ide-ide yang ada dalam benak kita akan disaring dan disusun kedalam suatu memori yang ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap kenyataan. Setiap orang akan memiliki peta mental yang berbeda, karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai pengalaman dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual.

2)  Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Seperti yang telah diuraikan pada bagian B dari bab ini, proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu diubah kedalam bentuk pesan, pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian dipindahkan kepada orang lain.

3)  Pengirim menyampaikan pesan

Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pasan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan.

4)  Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

5)  Penerima menafsirkan pesan

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam  benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pasan telah memahami isi pesan sebagaiman yang dimaksud oleh pemgirim pesan.

6) Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim

Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhirbdalam suatu mata rantai komunikasi, Ia merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.

E.      Media, Alat dan Sumber Belajar :

a.     Media Belajar

    • Power Point
    • Video

b.     Alat

    • Laptop
    • LCD
    • Speaker

c.     Sumber Belajar

    • Buku paket Etika Profesi dari Kemendikbud
    • Modul Etika Profesi, Sohidin-LPA mitrabijak Surakarta
    • Buku Paket Etika Profesi referensi lain
    • Lembar Kerja Siswa (LKS) Etika Profesi
    • Media massa cetak dan elektronik

F.      Metode Pembelajaran :

a.   Pendekatan pembelajaran ilmiah/scientific

b. Model pembelajaran Ekspositori

Posting Komentar untuk "RPP ETIKA PROFESI KD 8 - SEMESTER 2"