RPP ETIKA PROFESI KD 8 - SEMESTER 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja etika profesi pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja etika profesi Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B.
Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri
karunia Tuhan Yang Maha Esa, atas pemberian amanah untuk mengelola
administrasi keuangan entitas.
1.2 Mengamalkan ajaran agama dalam memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan informasi keuangan yang mudah
dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
2.1 Memiliki
motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami
pengetahuan dasar tentang etika
profesi dalam bidang keuangan dan akuntansi.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, responsif dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial sesuai dengan prinsip
etika profesi bidang keuangan
dan akuntansi
2.3 Menghargai
kerja individu dan kelompok serta mempunyai kepedulian yang tinggi dalam
menjaga keselarasan lingkungan sosial, lingkungan kerja dan alam.
3.8 Menerapkan komunikasi bisnis
4.8 Melakukan komunikasi bisnis
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, model
pembelajaran Ekspositori, peserta didik dapat:
1. Mendeskripsikan ruang lingkup komunikasi
bisnis dengan tepat
2. Menjelaskan jenis-jenis komunikasi bisnis
dengan tepat
3. Memahami cara komunikasi bisnis yang baik
dengan tepat
4. Membangun komunikasi yang baik dengan
tepat
5. Mengaplikasikan komunikasi yang baik dengan tepat
D.
Materi Pembelajaran :
Komunikasi Bisnis Menurut Para Ahli
Menurut Dwyer (2003) komunikasi adalah semua bentuk
perilaku, baik verbal maupun nonverbal, yang dilakukan ataupun
diperlihatkan satu sama lain. Pengetahuan, perasaan, atau pikiran-pikiran
diberi kode dan dikirim dari sedikitnya satu orang dan diterima dan dikodekan
kembali oleh sedikitnya satu orang. Arti akan diberikan pada pesan tersebut
saat penerima pesan menginterpretasikan pesan itu. Suatu hubungan terbentuk
pada saat orang berkomunikasi.
Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2003) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal.
Komunikasi di tempat kerja atau di organisasi bisnis
dapat terjadi karena beberapa alasan, baik langsung maupun tidak langsung.
Utamanya, komunikasi terjadi karena adanya kebutuhan untuk menyampaikan satu
informasi antara orang-orang yang bekerja pada satu organisasi yang sama, dan
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Pada tempat kerja,
kemampuan seseorang dalam berkomunikasi menunjukkan kualitas dan luasnya
keterampilan berkomunikasinya.
Komunikasi - tulisan, lisan atau bahkan nonverbal –
juga digunakan oleh para manajer dalam mengevaluasi kinerja, mengarahkan
ataupun memberikan instruksi kepada para staf dan memotivasi mereka.
Orang-orang yang bekerja sebagai bagian dari satu tim atau departemen dengan
keterampilan komunikasi yang baik sebagaimana pimpinannya umumnya memiliki rasa
percaya diri dan lebih berkompeten oleh karena mengerti apa yang mereka lakukan
dan apa yang diharapkan dari mereka. Orang-orang seperti ini akan mampu
untuk bekerja sama secara lebih terarah, lebih supportif, serta lebih
fleksibel.
Menurut Purwanto (2006:4),
pengertian komunikasi bisnis yaitu komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis, mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal
ataupun komunikasi non verbal untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya
komunikasi bisnis ini dibagi dalam dua hal yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.
Komunikasi verbal merupakan
komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi bisnis kepada pihak lain
dengan menggunakan media tulis ataupun lisan. Jenis komunikasi ini memiliki
struktur terartur dan terorganisir dengan baik. Sehingga pesan-pesan yang
disampaikan bisa diterima dengan baik.
Contoh penggunaan komunikasi
verbal dalam dunia bisnis seperti penyampaian pesan melalui surat, teknologi
komunikasi modern,memo, rapat pimpinan, wawancara kerja, briefing kepada
karyawan, dan presentasi, dan lain-lain.
Demikianlah beberapa pengertian komunikasi bisnis menurut para ahli yang. Dari paparan para ahli diatas kita bisa membuat definisi sendiri tentang pengertian komunikasi bisnis yang lebih sederhana agar lebih mudah kita pahami, tapi harus tetap berpegang pada paparan para ahli tersebut. Kamu juga bisa mengambil beberapa referensi tentang komunikasi dalam bisnis dari berbagai sumber untuk menambah wawasan.
Komunikasi Nonverbal
Menurut teori Antropologi, sebelum manusia berkomunikasi
dengan kata-kata, mereka telah menggunakan komunikasi non verbal dalam
gerakan-gerakan tubuh. Bahasa tubuh digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan
orang lain.
Beberapa contoh komunikasi non verbal seperti: sifat
seseorang yang secara spontan berubah dengan mengerutkan dahi, raut wajah yang
berubah, atau mata yang berkedip-kedip secara tidak kamu sengaja. Contoh lainya
dari komunikasi non verbal adalah ketika kamu mendapat berita yang gembira,
bagaimana reaksi kamu mendengar berita itu? Senang bercampur haru atau mungkin
senang dan bahagia.
Menurut Katz (1994:4), Komunikasi Bisnis didefinisikan sebagai adanya pertukaran
ide, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan
komersil. Komunikasi bisnis bisa diartikan sebagai komunikasi yang terjadi
dalam dunia bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis tersebut.
Menurut Rosenbaltt (1982:7), pengertian komunikasi bisnis menurut beliau ini dikemukakan dalam sebuah
pernyataan komunikasi bisnis merupakan pertukaran ide, opini, informasi,
instruksi dan sejenisnya, yang disajikan secara personal ataupun nonpersonal
melalui simbol atau tanda untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Persing (1981:108), Komunikasi bisnis menurut Persing didefinisikan sebagai proses
penyampaian arti dari lambang atau kode-kode yang meliputi keseluruhan unsur
yang ada hubungannya dengan proses penyampaian dan penerimaan pesan, baik itu
berbentuk verbal ataupun berbentuk non verbal yang dilakukan di dalam
organisasi yang membayar orang secara bersama-sama untuk memproduksi dan
memasarkan barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan.
Menurut Curtis (1992:6), Komunikasi bisnis menurut Curtis adalah komunikasi dalam organisasi bisnis yang di tunjukan untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Menurutnya semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu bisnis, maka dia semakin bergantung pada keahlian orang lain dalam membuat suatu keputusan dan memecahkan masalah untuk suatu keberhasilan.
Komunikasi verbal
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan. Bentuk
komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik.
Komunikasi verbal adalah penyampaian pesan/informasi dengan kata-kata
yang diucapkan atau tertulis,
angka, gambar, simbol, atau diagram.
Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan.
Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan
baik. Berikut ini adalah berbagai contoh komunikasi verbal di dunia bisnis.
(1) Komunikasi yang
dilakukan oleh operator telepon.
(2) Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang
kepada pihak lain.
(3) Membuat dan mengirim surat pemesanan barang.
(4) Membuat surat kuasa
(5) Berdiskusi dalam rapat.
(6) Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar
kerja di suatu perusahaan
(7) Melakukan negosiasi dengan pemasok.
(8) Menangani keluhan pelanggan.
(9) Mempromosikan produk.
(10) Mempresentasikan proposal suatu proyek.
Dalam berkomunikasi di dunia bisnis, seseorang bisa saja menyampaikan
pesan-pesannya tidak melalui tulisan atau lisan (secara nonverbal). Namun
ekspresi secara nonverbal memiliki keterbatasan dalam mengomunikasikan pesan
kepada pihak lain. Melalui komunikasi lisan atau tulisan, diharapkan orang
dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Dengan
menyampaikan pesan secara lisan atau tertulis diharapkan seseorang akan dapat
membaca atau mendengar apa yang disampaikan pihak lain dengan baik dan benar.
Efektifitas komunikasi bisnis sangat dipengaruhi oleh keterampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Untuk menyampaikan pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan tulisan dan lisan. Sedangkan untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan. Di bawah ini adalah gambar yang menunjukkan persentase waktu yang dihabiskan pelaku bisnis untuk berkomunikasi secara verbal.
Sumber:
Bovee dan Thill (1998:5), diadaptasi
Dalam komunikasi bisnis, persentase waktu terbanyak digunakan untuk mendengarkan, disusul oleh waktu untuk berbicara, membaca, dan menulis.
(1) Berbicara
dan Menulis
Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis, orang lebih banyak melakukannya
dengan berbicara daripada menulis. Komunikasi lisan relatif lebih mudah,
praktis dan cepat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis, serta dapat memperoleh
respon yang segera. Namun demikian bukan berarti bahwa komunikasi tertulis
tidak penting. Hal ini disebabkan tidak semua hal bisa disampaikan secara
lisan, dan komunikasi tertulis lebih mudah didokumentasikan.
Pesan yang kompleks, penting, dan perlu didokumentasikan, lebih tepat
disampaikan dengan menggunakan tulisan. Oleh karena itu, buku ajar ini juga
akan lebih menekankan pada komunikasi tertulis. Bentuk-bentuk komunikasi
tertulis di dunia bisnis misalnya berbagai surat bisnis, memo, dan laporan.
(2) Mendengar dan Membaca
orang-orang di dunia bisnis banyak menghabiskan waktunya untuk mendengar
dan membaca. Pada dasarnya, komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
bersifat dua arah. Untuk itu diperlukan keterampilan mendengar dan keterampilan
berbicara yang baik. Mengenai keterampilan membaca dan mendengar, sudah banyak
dijelaskan dalam Komunikasi Bisnis I.
Baik mendengar maupun membaca membutuhkan pendekatan yang sama. Langkah
pertama adalah menyimak, memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang
berlangsung, atau pada bahan yang sedang dibaca. Setelah dapat menangkap inti
pembicaraan atau bacaan, selanjutnya adalah menafsirkan dan menilai informasi.
Seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang penting dan mana yang
tidak penting. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok (main
idea) dan ide pendukung (supporting idea). Untuk dapat menyerap dan memahami
informasi dengan baik, dibutuhkan konsentrasi pada apa yang sedang dibaca atau
didengar.
Pembahasan dalam buku ajar ini menekankan pada bentuk komunikasi tulisan, serta komunikasi yang mengombinasikan bentuk-bentuk komunikasi dasar seperti wawancara, negosiasi dan pelayanan pelanggan (customer service).
Menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: Komunikasi
non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap
kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture)
sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan
tubuh (action language).
Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan/informasi yang tidak menggunakan kata-kata yang diucapkan atau tertulis, angka, gambar, simbol, atau diagram.
Menurut
Bovee dan Thill (2006:8), proses komunikasi terdiri dari 6 (enam) tahap, yaitu:
1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan
(sender) harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada
pihak lain atau receiver. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber. Ide-ide
yang ada dalam benak kita akan disaring dan disusun kedalam suatu memori yang
ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap
kenyataan. Setiap orang akan memiliki peta mental yang berbeda, karena kita
memandang dunia dan menyerap berbagai pengalaman dengan suatu cara yang unik
dan bersifat individual.
2) Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Seperti yang telah diuraikan pada bagian B dari bab ini,
proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu diubah
kedalam bentuk pesan, pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah, dan
sejenisnya, untuk kemudian dipindahkan kepada orang lain.
3) Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si
penerima pasan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan terkadang relatif pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Panjang
pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap
efektifitas penyampaian pesan.
4) Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila
pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika
seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima
surat telah membaca dan memahami isinya.
5) Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana
ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan di dalam
benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat
ditafsirkan secara benar bila penerima pasan telah memahami isi pesan
sebagaiman yang dimaksud oleh pemgirim pesan.
6) Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada
pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhirbdalam suatu mata rantai komunikasi, Ia merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
E. Media,
Alat dan Sumber Belajar :
a. Media Belajar
- Power Point
- Video
b. Alat
- Laptop
- LCD
- Speaker
c. Sumber Belajar
- Buku paket Etika Profesi dari Kemendikbud
- Modul Etika Profesi, Sohidin-LPA mitrabijak Surakarta
- Buku Paket Etika Profesi referensi lain
- Lembar Kerja Siswa (LKS) Etika Profesi
- Media massa cetak dan elektronik
F. Metode
Pembelajaran :
a. Pendekatan pembelajaran ilmiah/scientific
b. Model pembelajaran Ekspositori
Posting Komentar untuk "RPP ETIKA PROFESI KD 8 - SEMESTER 2"