Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI

MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI

MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI

Teknik Menentukan Harga Jual

1. Modal

Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum menentukan harga jual produk pada sebuah usaha adalah modal awal.perlu diperhatikan  terlebih dahulu harga produk yang akan ditetapkan dari modal yang sudah dikeluarkan.

2. Material atau bahan baku

Harga bahan baku atau material; yang anda gunakan perlu diperhatikan. Semakin mahal harga bahan baku, maka semakin banyak pertimbangan kita dalam memberikan harga. Hal yang menjadi pilihan adalah mempertahankan kualitas produk dengan menaikkan harga atau menurunkan harga demi menarik banyak pelanggan dan menurunkan kualitas produk. 

3. Pembayaran Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk perlu menjadi perhatian tersendiri dalam menentukan harga. Semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan akan semakin mahal harga barang yang dietetapkan.

4. Pengeluaran Lain-lain

Sebuah bisnis tentu saja akan mengeluarkan banyak biaya khusus untuk hal-hal lain, seperti biaya operasional, biaya rutin, biaya tidak rutin, dan pengeluaran lain-lainnya. 

5. Kelebihan produk

Kelebihan produksi atau kelebihan saat penjualan menjadi perhitungan dalam menentukan harga jual produk selanjutnya. Akan sangat rugi, ketika menjual produk yang tidak bias bertahan lama. Ketika ada kelebihan produk, dan tidak bias digunakan atau dijual lagi, maka akan menjadi kerugian jika tidak dialokasikan ke harga jual berikutnya.

6. Persentase profit

Keuntungan menjadi bagian terpenting dalam menentukan harga jual suatu produk. Anda harus memperhatikan dan memperhitungkan persentase profit atau keuntungan penjualan produk Anda sebelumnya.

Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Darsono dan Ari Purwanti (2010) harga pokok produksi (cost of goods manufactured) ialah kalkulasi biaya produk jadi per unit yang terdiri dari unsur-unsur persediaan awal barang dalam proses ditambah biaya produksi dalam periode sekarang dikurangi persediaan akhir barang dalam proses.
Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2010) harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.

Manfaat Harga Pokok Produksi

Untuk mengetahui laba atau rugi secara periodik suatu perusahaan dihitung dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Menurut Mulyani (2007) manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Harga Jual Produk

Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya.

2. Memantau Realisasi Biaya Produksi

Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

3. Menghitung Laba Rugi Periodik

Guna mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan ketepatan penentuan laba periodik, sedangkan laba periodik yang tepat harus berdasarkan informasi biaya dan penentuan biaya yang tepat pula.

4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca.

Saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban perperiode, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporannlaba rugi yang menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan catatan biaya produksi yang masih melekat pada produk jadi yang belum di jual pada tanggal neraca serta dapat diketahui biaya produksinya. Biaya yang melekat pada produk jadi pada tanggal neraca disajikan dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi
Untuk menentukan harga pokok produksi yang mutlak diperlukan dasar penilaian dan penentuan laba-rugi periodik, biaya produksi perlu diklasifikasikan menurut jenis atau objek pengeluarannya. Hal ini penting agar pengumpulan data biaya dan alikasinya yang seringkali menuntut adanya ketelitian yang tinggi, seperti misalnya penentuan tingkat penyelesaian produk dalam proses pada produksi secara massa dapat dilakukan dengan mudah. Terdapat tiga unsur - unsur harga pokok produksi menurut yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi yak langsung atau biaya overhead pabrik (Sihite, 2012).

1. Biaya Bahan Baku

Biaya ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk selesai. Misalnya, papan atau kayu pada perusahaan produsen mebel, pasir dan semen pada perusahaan produsen tegel. Tidak semua bahan yang dipakai dlam pembuatan suata produk, memang diklasifikasikan sebagai bahan baku. Paku dan lem pada perusahaan produsen mebel, umpamanya barangkali tidak diklasifikasi sebagai bahan baku. Ini disebabkan oleh karena biaya yang didapat dari ketelitian harga pokok produknya. Bahan - bahan yang relatif kecil nilainya seperti itu disebut bahan penolong dan diklasifikasikan sebagai bagian dari biaya produksi tak langsung.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja yang secara praktis dapat diidentifikasi dengan kegiatan pengolahan bahan menjadi produk selesai. Gaji dan upah operator mesin umpamanya merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya bahan baku, kenyataan adanya gaji dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya kegiatan produksi mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Karena itu, terhadap gaji dan upah tenaga kerja dibedakan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Biaya tenaga kerja tak langsung meliputi semua biaya tenaga kerja selain yang dikelompokkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Gaji dan upah mandor adalah salah satu contoh dari biaya tenaga kerja tidak langsung tersebut. Adalah tidak praktis untuk mengidentifikasikan biaya, seperti halnya gaji dan upah mandor itu kepada produk tertentu, sementara itu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya ini meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik meliputi juga biaya bahan penolong, gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya. Biaya depresiasi atau biaya sewa mesin - mesin produksi pada perusahaan yang memproduksi lebih dari satu macam produk, merupakan contoh dari biaya overhead pabrik.

Perhitungan Harga Pokok Produksi

a. Kalkulasi biaya penuh (Full Costing)

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungakan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap (Mulyadi, 2005) sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2006) Kalkulasi biaya penuh (full costing) merupakan suatu metode dalam perhitungan harga pokok yang dibebankan kepada produk dengan memperhitungkan seluruh biaya produksi baik yang bersifat variable maupun yang bersifat tetap. Pada metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk jadi atau ke harga pokok penjualan berdasarkan tarif yang ditentukan pada aktivitas normal atau aktivitas yang sesungguhnya terjadi. 

Metode full costing memperhitungkan biaya tetap karena biaya ini dianggap melekat pada harga pokok persediaan baik barang jadi maupun persediaan barang dalam proses yang belum terjual dan dianggap harga pokok penjualan jika produk tersebut sudah habis dijual. Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsure-unsur biaya sebagai berikut :

Biaya bahan baku         xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variable xx
Biaya overhead pabrik tetap xx
Harga Pokok Produksi xx

b. Variabel costing

Variabel costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang hanya berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2005). Dengan demikian biaya produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsureunsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku         xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx
Harga pokok produksi xx

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsure biaya produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variable.

Posting Komentar untuk "MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI"